Peranan Metode Scaffolding dalam Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar

ini ada skripsi pendidikan dengan judul "Peranan Metode Scaffolding dalam Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar" mungkin ada beberapa teman yang membutuhkannya, semoga bermanfaat.




 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mutu pendidikan di Indonesia merupakan salah satu topik hangat yang selalu didengungkan oleh semua kalangan masyarakat. Mutu pendidikan yang baik ditandai dengan adanya aktivitas belajar siswa dan baiknya hasil belajar siswa dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pemerintah bersama para ahli pendidikan telah berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya melalui seminar dan pelatihan dalam hal pemantapan materi pelajaran serta metode pembelajaran. Sudah banyak usaha yang dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, namun belum menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil belajar siswanya.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah. Proses belajar mengajar di sekolah memiliki komponen-komponen yang dikelompokkan kedalam tiga kategori utama yaitu: guru, siswa dan materi pelajaran. Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana seperti kurikulum, metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar sehingga tercipta hasil belajar yang kondusif.

1
 
Guru sebagai salah satu komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar memiliki tugas yang sangat berat. Sebagai pengajar dia harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin, memberikan pengetahuan yang aktual sehingga menarik minat siswa. Dengan demikian materi yang akan diajarkan oleh guru akan  meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam hal ini, guru berfungsi sebagai motivator selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru juga memiliki tanggung jawab mengamati gaya belajar siswa sehingga lebih mudah memperhatikan perkembangan siswa.
Fisika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, tersusun secara sistematis, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Sehingga memahami materi pada pelajaran di tingkat atas diperlukan penguasaan materi pada pelajaran sebelumnya. Jika banyak kekurangan dalam penguasaan materi sebelumnya, maka dapat diduga bahwa siswa sukar memahami sampai tingkat yang paling tinggi. Disisi lain, dari beberapa mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Pertama, fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sangat sulit oleh siswa. Tidak jarang muncul keluhan bahwa fisika membuat pusing siswa dan dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi siswa. Begitu beratnya gelar yang disandang fisika sehingga menimbulkan kekhawatiran pada hasil belajar fisika siswa yang rendah.
Metode scaffolding merupakan pemberian bantuan, bimbingan, dukungan, maupun motivasi dari orang yang lebih dewasa atau lebih kompeten khususnya guru kepada siswa. Metode ini melibatkan siswa secara aktif. Proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif, jika siswa belajar secara kooperatif dengan siswa yang lain dalam suasana lingkungan yang mendukung (supportive), diberikan bimbingan atau motivasi dari seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa. Guru memiliki peran dalam mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, serta memberikan dukungan dinamis (dynamic support). Apabila semua peran guru mencakup defenisi di atas maka akan mendorong siswa berkembang secara maksimal dalam Zone of Proximal Development (Zona Perkembangan Terdekat). Menurut Vygotsky (dalam Gasong, 2004) setiap anak memiliki zona perkembangan terdekat (Zone of Proximal Development) yaitu jarak atau selisih antara tingkat perkembangan siswa sesuai dengan tingkat kognitifnya. Dalam hal ini, perkembangan kognitif siswa ditandai dengan membandingkan  kemampuan siswa mengerjakan soal-soal yang lebih rumit dengan cara siswa mendapat scaffolding yaitu bantuan, bimbingan, dorongan maupun motivasi.
Hasil penelitian Wiwik Indrawati menunjukkan bahwa metode pembelajaran scaffolding dalam  mata pelajaran kimia siswa kelas X SMA Negeri 11 Makassar pada semester genap pada tahun 2008/2009 mengalami peningkatan hasil belajar siswa (Wiwik Indrawati, 2008: 27).
Peneliti memilih lokasi di SMP Negeri 2 Makassar dengan pertimbangan bahwa peneliti sedikit banyak telah mengetahui keadaan proses pembelajaran di sekolah tersebut. Karena SMP Negeri 2 Makassar merupakan sekolah tempat peneliti melakukan kegiatan PPL (Program Pengalaman Lapangan) SMP Negeri 2 Makassar. Dari hasil wawancara terhadap siswa diperoleh bahwa pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang cukup rumit dan membosankan karena pelajaran fisika bersifat teoritis, abstrak dan banyak rumus-rumus. Dan setelah dilakukan observasi dan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika, ternyata guru di sekolah tersebut kebanyakan masih menggunakan metode ceramah bervariatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peranan Metode Scaffolding dalam Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar”.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Seberapa besar hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2010/2011 yang diajar dengan menggunakan metode scaffalding dalam pembelajaran kooperatif?
2.      Seberapa besar hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2010/2011 yang diajar tanpa menggunakan metode scaffolding dalam pembelajaran kooperatif?
3.      Apakah ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2010/2011 antara yang diajar menggunakan metode scaffolding dengan tanpa menggunakan metode scaffolding?
C. Tujuan Penelitian
 Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
a.       Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2010/2011 yang diajar dengan menggunakan metode scaffolding dalam pembelajaran kooperatif.
b.      Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2010/2011 yang diajar tanpa menggunakan metode scaffolding dalam pembelajaran kooperatif.
c.       Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan pada hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar tahun ajaran 2010/2011 antara yang diajar menggunakan metode scaffolding dengan tanpa menggunakan metode scaffolding.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Dapat memberikan informasi tentang hasil belajar fisika yang dicapai siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar yang diajar melalui metode scaffolding dalam pembelajaran kooperatif.
2.      Sebagai bahan masukan bagi tenaga pendidik (guru) khususnya guru-guru fisika untuk memilih dan menggunakan metode dan strategi yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.      Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.

    



untuk lebih lengkap silahkan download file nya di SINI atau
DOWNLOAD
semoga bermanfaat

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Peranan Metode Scaffolding dalam Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Makassar"

Post a Comment