skripsi jurusan matematika pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran matematika di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama selalu mengacu dan berorientasi pada kurikulum/GBPP Matematika yang dikeluarkan oleh Depertemen Pendidikan Nasional. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis dalam mengajarkan mata pelajaran matematika ternyata sampai saat ini hasil belajar matematika siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto nilai rata-rata kelasnya masih kurang. Kurang berhasilnya siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto ini dalam pelajaran matematika adalah kurangnya minat atau gairah belajar dalam mengikuti pelajaran mtematika. Hal dapat di amati dari kurang diperhatikannya alat-alat pelajaran yang mendukungnya antar lain mistar, jangka, busur derajat atau buku paket (Buku Pegangan Siswa) dan, pensil serta penghapus.
Apabila di berikan tugas atau pekerjaan rumah (PR) dari 34 orang siswa, yang mengerjakannya hanya 10 – 15 orang dan mengumpulkan di meja guru untuk diperiksa dan diberikan nilai. Hal ini juga merupakan suatu tanda bahwa gairah atau minat belajar matematika siswa masih kurang, tidak lebih dari 50% dari seluruh siswa. Kerana kurangnya minat atau gairah belajar maka bila mengikuti proses pembelajaran ada materi – materi yang belum dimengerti tidak mau bertanya kepada guru. Dengan demikian semakin banyak materi – materi yang tidak diketahui karena materi yang satu selalu berkaitan atau menjadi dasar materi-materi selanjutnya. Oleh karena itulah, tidak dipungkiri lagi hasil belajar masih rendahdan tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan oleh guru.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan atas latar belakang tersebut diatas maka masalah pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto dalam pembelajaran matematika, belum sesuai dengan yang diharapkan atau diinginkan guru.
C. CARA PEMECAHAN MASALAH
Masalah tentang kurangnya minat atau gairah siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto dalam memepelajari mata pelajaran matematika serta kurangnya hasil belajar matematika, maka akan dilakukan langkah-langkah sebagai solusi dalam pemecahannya yaitu dengan menyampaikan tujun pembelajaran khusus pada setiap awal pembelajaran serta pemberian kuis pada setiap akhir pembelajaran.
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas permasalahan tersebut diatas maka tujuan pada penelitian ini adalah:
- untuk memberi motivasi kepada siswa dalam belajar matematika dengan menyampaikan tujuan khusus pembelajaran pada setiap awal pembelajaran dan pemberian kuis pada setiap akhir pembelajaran.
- Meningkatkan kualitas siswa dalam belajar matematika.
- Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar.
- Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika.
- Sebagai bahan alternatif bagi rekan-rekan guru atau bagi peneliti sendiri dalam mengajarkan matematika pada siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto.
b. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan ataupun bagi institusi:
- Bagi guru : dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru dapat sedikit demi sedikit mengetahui strategi pembelajaran matematika yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas. Dengan demikian permasalah yang dihadapi guru atau siswa maupun hal-hal yang lain dapat diatasi. Disamping itu, dengan penelitian tindakan kelas ini guru akan terbiasa mengadakan penelitian di kelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
- Bagi siswa: Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa yang bermaslah dalam mengikuti setiap proses pembelajaran matematika sehingga hasil belajarnya lebih dapat ditingkatkan.
- Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan proses pembelajaran matematika di SLTP Negeri 2 Jeneponto
BAB II
KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. KERANGKA TEORETIK
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup yang utama bagi setiap insan yang hidup di muka bumi ini. Dalam perkembangannya, setiap manusia pasti mengalami apa yang dikatakan dengan belajar. Pengertian belajar memang beraneka ragam, namun beberapa orang ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar antara lain Hudoyo (1990:1-2) mengemukakan pendapatnya bahwa:
“Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk dimodifikasikan dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu seorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu, menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku”.
Dengan demikian dapat diamati bahwa seseorang dikatakan telah belajar apabila dia telah mengalami suatu proses kegiatan tertentu sehingga dalam dirinya terjadi suatu perubahan tingkah laku yang kelihatan atau nampak.
Nasution (1986:38-39) mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar:
a. Belajar adalah penambahan pengetahuan, defenisi ini banyak dianut di sekolah-sekolah dimana guru-guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin dan murid bergiat mengumpulkannya, sering belajar disamakan dengan menghafal.
b. Belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa seseorang telah belajar apabila dalam dirinya itu telah terjadi penambahan pengetahuan berkat adanya pengalaman dan latihan-latihan.
Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa seseorang telah dikatakan belajar apabila dalam dirinya itu telah terjadi perubahan tingkah laku yaitu penambahan pengetahuan berkat adanya proses kegiatan berupa pengalaman dan latihan-latihan.
2. Pengertian Matematika
Hudoyo (1990 :1-2) mengemukakan pendapatnya tentang matematika bahwa:
a. kalau kita telaah matematika itu, tiak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya melainkan juga unsur-unsur ruang sebagai sasarannya.
b. Dengan sasaran dan penelaahan matematika kita dapat mengetahui hakekat matematika sekaligus kita ketahui cara berfikir matematika itu.
Sasaran penelaahan matematika itu tidaklah konkrit tetapi abstrak. Selaras dengan pendapat tersebut di atas maka matematika itu adalah suatu ilmu yang tidak saja berhubungan dengan bilangan-bilangan, melaikan suatu ilmu yang tersususn secara teratur, sistematik penuh memuat gagasan atau ide-ide yang abstrak sehingga perlu dipelajari terus menerus dan berkesinambungan karena materi yang satu merupakan dasar atau landasan untuk mempelajari materi berikutnya.
Seseorang dalam belajar khususnya dalam belajar matematika agar supaya apat mencapai hasil yang maksimal maka sebaiknya para pemberi pelajaran dalam hal ini guru, dari awal telah merencanakan suatu bentuk pembelajaran yang beraneka ragam agar supaya tujuan yang telah dirumuskannya dapat dicapai sebagai seseorang guru perlu kita menyadari bahwa hasil pembelajaran yang telah dimiliki oleh siswa akan menjadi dasar atau bekal untuk belajar matematika selanjutnya pada jenjang yang lebih tinggi.
3. Pengertian Hasil Belajar
Hudoyo (1990 :139) mengemukakan pendapatnya tentang hasil belajar bahwa:
“Hasil belajar dan proses belajar kedua-duanya penting. Di dalam belajar ini, terjadi proses berfikir. Seseorang dikatakan berfikir bila orang itu malakukan kegiatan mental, bukan kegiatan motorik walaupun kegiatan motorik ini dapat pula bersama-sama dengan kegiatan mental tersebut. Dalam kegiatan mental itu orang menyususn hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah diperoleh sebagai pengertian. Karena itu orang menjadi memahami dan menguasai hubungan tersebut sehingga orang itu dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari, inilah yang merupakan hasil belajar”.
Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar apabila orang tersebut telah melakukan kegiatan-kegiatan mental sehingga ia mampu menguasai hubungan antara bagian-bagian informasi-informasi yang telah diperoleh dan dapat memahami serta menguasai bahan-bahan yang dipelajari sehingga ia mampu menampilkannya dalam perilakunya sehari-hari. Dengan demikian orang lain dapat melihat adanya perubahan tingkah laku akibat adanya kegiatan-kegiatan mental.
4. Pengertian Tujuan Pembelajaran Khusus
Mohamad Ali (1987: 32) mengemukakan bahwa:
“Dalam sistem pengajaran tujuan adalah arah dan sasaran yang dituju. Suatu sasaran harus jelas menggambarkan suatu keadaan. Jadi tujuan pengajaran harus bisa memberikan gambaran secara jelas tentang perilaku yang diharapkan dapat dimiliki. Oleh karena itu harus merupakan suatu rumusan yang bersifat sempit dan spesifik (khusus). Namun demikian kekhususan hanya digali atau dikembangkan dari perumusan bentuk perilaku yang bersifar umum”.
Jadi tujuan pembelajaran khusus adalah suatu rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang sifatnya sempit dan spesifik (khusus) dan merupakan gambaran bentuk perilaku yang jelas dan dapat diamati. Dengan demikian setiap tujuan merupakangambaran bentuk perilaku yang dapat diamati denga jelas yang sifatnya khusus dan dapat dievaluasi. Tujuan pembelajaran khusus dapat diartikan sebagai rumusan tujuan yang berisis kualifikasi khusus yang diharapkan dimiliki oleh setiap siswa (murid) setelah selesai mengikuti kegiatan proses belajar mengajar tertentu. Tujuan pembelajaran khusus adalah tujuan yang hendak dicapai guru setiap kali mengajar.
5. Pemberian Kuis
Dalam kamus umum Bhasa Indonesia “Kuis” berarti pertanyaan untuk menguji yang dilakukan secara lisan ataupun secara tertulis yang singkat, seperti biasa dilakukan pada acara hiburan dalam radio dan televisi yang berbentuk perlombaan adu kecepatan dalam menjawab pertanyaan untuk memperebutkan hadiah. Dalam majalah berupa daftar pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berhadiah dan kadang-kadang mengundanfg unsur-unsur promosi barang. Pemberian kuis pada setiap akhir proses pembelajaran matematika yang dimaksudkan adalah pemberian soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan diberikan 15 menit menjelang proses belajar mengajar berakhir yang disesuaikan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan pada saat itu (pada setiap pertemuan). Hasil pembelajaran siswa dalam menjawab atau mengerjakan soal-soal kuis dikumpul dan diperiksa kemudian diberi nilai disertai dengan komentar atau catatan pembetulan yang salah kemudian dikembalikan lagi pada siswa.
B. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kerangka teoretik tersebut, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah jika pada setiap awal proses pembelajaran disampaikan tujuan pembelajaran khusus dan pemberian kuis pada akhir pembelajaran, maka hasil belajar siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto mengalami peningkatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (clasroom action research) yang pelaksanaannya menjadi 4 tahap yaitu: (1) Perencanaan, (2) Melaksanakan Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi.
B. LOKASI PENELITIAN DAN SUBJEK PENELITIAN
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SLTP Negeri 2 Jeneponto Kelas I1 dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang yang terdiri dari 16 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa laki-laki. Alasan pemulis mengambil subjek peneitian kleas I1 adalah kelas ini relatif homogen dalam hal nilai matematika pada semester pertama.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester kedua dengan alasan karena pada semester ini siswa telah menyesuaikan diri dengan lingkungannya termasuk guru dan teman-temannya serta mengacu untuk kenaikan kelas.
C. PROGRAM KERJA PENELITIAN
Prosedur kerja pada penelitian ini dirancang pelaksanaannnya dalam dua siklus yakni:
Siklus I : (4 minggu)
Siklus II : (4 minggu)
Adapun jumlah pertemuan tiap minggu 3 kali pertemuan. Jadi setiap siklus ada 12 kali pertemuan, dan tiap pertemuan waktunya selama 2 x 45 menit.
Secara rinci prosedur kerja penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
2. Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Telaah kurikulum/GBPP matematika kelas I SLTP
b. Membuat lembar observasi, hal ini untuk mengetahui minat dan gairah serta keaktifan dalam mengikuti proses belajar matematika
c. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus dan membuat kuis, hal ini juga digunakan untuk mengetahui minat dan gairah siswa dalam belajar matematika sekaligus untuk mengevaluasi setiap proses pembelajaran setiap pertemuan.
d. Membuat angket, hal ini dilakukan untuk mengetahi pendapat dan tanggapan dan saran-saran dari siwa tentang metode serta cara mengajar yang diterapkan oleh guru pada saat mengajar matematika.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
3. Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap observasi adalah mengadakan observasi terhadap situasi dan kondisi belajar siswa di dalam kelas antara lain:
a. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran
b. Jumlah siswa yang tidak mencatat TKP
c. Jumlah siswa yang tidak membawa buku paket serta alat pembelajaran
d. Jumlah siswa yang bertanya dan mengerjakan soal di papan tulis
e. Jumlah siswa yang mengerjakan PR dan mengumpulkan di meja guru.
Semua ini dicatat pada pada lembar observasi
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis dan dari hasil yang diperoleh, guru dapat menrefleksikan diri dengan melihat data observasi, apakah yang dilakukan sudah dapat memotivasi siswa atau belum. Dalam hal ini apakah sudah nampak minat atau gairah belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika lebih baik dari sebelumnya. Refleksi yang dilakukan pada tahap ini akan dipergunakan untuk bahan acuan pada pelaksanaan siklus berikutnya.
Sesuai dengan hakeket tindakan, maka sisklus kedua merupakan perbaikan siklus pertama dan begitu seterusnya. Gambaran kegiatan siklus I (pertama).
Untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui penyampaian tujuan pembelajaran khusus dan pemberian kuis pada akhir pembelajaran siswa kelas I SLTP Negeri 2 Jeneponto. Penyampaian tujuan pembelajaran khusus disampaikan setiap awal periode pembelajaran pada setiap pertemuan dan diakhiri dengan pemberian kuis 15 menit menjelang proses pembelajaran berakhir. Untuk lebih jelasnya kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:
0 Response to "skripsi jurusan matematika pendidikan"
Post a Comment